peduli korupsi ala universitas widyatama
Bandung (10/12) , Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali
menyelenggarakan peringatan hari anti-korupsi sedunia pada Desember 2015
yang lalu kemarin . Kota Bandung dipilih
sebagai kota penyelenggaraan peringatan akbar tersebut. Acara
diselenggarakan mulai dari bulan November sampai pada puncaknya di bulan
Desember tersebut.
Setidaknya ada lebih dari 5.000 komunitas di Bandung, menjadi
penggerak kampanye anti-korupsi yang dicanangkan KPK. Sekitar 20
mahasiswa asal Korea Selatan yang terorganisasi dalam AISEC pun
memeriahkan acara dengan membuat jajanan kampung yang diadakan oleh
Komunitas Taboo. Para mahasiswa dari berbagai universitas di negeri
ginseng itu merupakan delegasi
Intergovernmental Youth Exchange Program 2015.
Dalam mempersiapkan pagelaran akbar itu, KPK tidak sendirian. Mereka
menginisiasi masyarakat melalui komunitas untuk ikut berperan aktif
melakukan pencegahan korupsi sejak dini mulai dari lingkungan terkecil.
Hal itu terlihat dari keterlibatan 10 Universitas di Kota Bandung baik
Negeri maupun Swasta yang memiliki Fakultas Desain Komunikasi Visual (FDKV) “unjuk gigi” dalam membuat lukisan temporer dinding bertemakan Anti Korupsi.

“Merupakan
sebuah penghargaan besar, dari 15 Universitas di Kota Bandung yang
memiliki FDKV, terpilih 10 Universitas oleh KPK untuk
mengimplementasikan buah karyanya termasuk Universitas Widyatama
(UTama)”, ujar Ifa salah satu dosen senior FDKV UTama ditemui saat
forum
product knowledge antara Biro Marketing dan FKDV. Adapun
kelebihan lain, FDKV UTama dapat lebih dikenal dan ambil peranan khusus
dalam eksistensi sekolah desain di Kota Bandung. Hal tersebut tidak
disia-siakan oleh Ganesh (mahasiswa FDKV UTama) dan Tim yang dipercayakan untuk membuat hasil karya tersebut.
Ideologi gambar tersebut menceritakan tentang bahayanya korupsi,
dengan mendapatkan tema “peduli korupsi”, Ganesh dan tim menggambar
hewan monyet yang sedang menutup telinga, matanya, dan mulutnya. Gambar
tersebut diberikan sub tema
“No Hear, No See, No Talk”, berusaha
menyampaikan pesan bahwa kita sebagai manusia yang memiliki moral,
harus peduli dengan korupsi, jangan berpura-pura tidak mendengar,
melihat atau hanya tutup mulut saja.
Dilansir dari redaksi online rappler.com (http://goo.gl/4DsP6I), Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujanarko menjelaskan bahwa pada Festival
Anti-Korupsi 2015 ini KPK ingin mengajak dan melibatkan partisipasi
publik yang seluas-luasnya di Kota Bandung bahkan menyiapkan satu kata
sebagai slogan antikorupsi, yaitu “Prung” yang artinya dalam bahasa
Sunda bertindak segera, atau dalam bahasa Inggris berarti “
Go”.
Referensi& gambar
https://www.widyatama.ac.id/peduli-anti-korupsi-dkv-widyatama-berekspersi/
Komentar
Posting Komentar